Senin, 19 Oktober 2015

karya kriya

ini adalah beberapa karya yang saya buat, jika berminat tolong beri komentar.






Jumat, 30 Mei 2014

Eksperimen Warna Glasir (Lanjutan III)



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Campuran Skip Tanah Dan Oksida
            Dalam eksperimen yang menggunakan body keramik setengah kering, setelah di hias atau di finishing, di taruh hingga kering dan setelah kering langsung bisa di bakar. Berikut adalah hasil dari campuran skip tanah dan oksida kopper, dengan campuran 150 gr skip tanah dan 50 gr oksida copper.
Gambar 2.1
Hasih dari campuran skip tanah dengan oksida copper.
Foto : I Wayan Sulastra
Tahun : 2013
 


Setelah mengalami pembakaran dengan suhu 1200 oC efek yang di timbulkan seperti lelehan-lelehan besi yang dilebur dan mengeras, dari segi warna yang di hasilkan agak hitam ke abu-abauan terlihat mengkilat bila terkena cahaya. Peneybab dari efek ini adalah dari kandungan oksida copper, yakni berupa kandungan bahan logam tembanga.
            Melihat dari hasil campuran skip tanah dan oksida copper ini, hanya cocok diterapkan pada benda seni. Hal ini di sebabkan karena finishing ini mengandung bahan logam yang bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh jika di gunakan sebahgai benda pakai, serata hasil dari pembakaran ini pun agak bertekstur kasar.

4.2 Campuran Skip Tanah Dengan Glasir
            Pada campuran ini menggunakan glasir warna hijau, dengan campuran 200 gr skip tanah dan 200 gr glasir warna hijau, yang di terapkan pada body keramik setengah kering dan yang sudah kering. Setelah mengalami pembakaran, hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut.
 



Gambar 4.2
Body kering dengan finishing campuran skip tanah dan glasir.
Foto : I Wayan Sulastra
Tahun : 2013



Gambar 4.3
Hasil dari body setengah kering dengan finishing campuran skip tanah dan glasir.
Foto : I Wayan Sulastra
Tahun : 2013


Hasil dari campuran ini yang diterapkan pada body keramik setengah kering dan yang kering, bisa dikatakan sama. Hal tersebut bisa dilihat dari segi warna dan tekstur yang di hasilkan. Melihat dari warna yang dihasilkan, yakni agak hijau kecoklatan yang masih memunculkan warna tanah body dari keramik serta mengarah ke warna dop, yang tidak mengkilat.
            Peda kedua body keramik ini, tekstur yang di hasilakan agak kasar, tidak halus seperti glasir pada umumnya. Penyebab tekstur ini adalah dari campuran skip tanah, yang didalamnya terkandung butiran-buturan tanah yang halus. 
 Hasil dari eksperimen ini, tepatnya hanya bagus digunakan sebagai finishing warna pada suatu karya seni, hal ini dikarenakan bila campuran ini di gunakan sebagai benda pakai agar kurang bagus, terutama di sebabkan oleh teksturnya yang agak kasar.


4.3 Campuran Gasir
            Pada campuran ini, lebih menekankan pada tehnik-tehnik yang aka di terapkan. Adapun tehnik-tehnik tersebut adalah.
1.      Tehnik Cap
Tehnik ini dilakukan dengan cara, menuangkan glasir pada spon dan langsung di cap-capkan pada body keramik yang sudah di bakar biskuit. Dalam penerapannya warna glasir yang di gunakan adalah warna hijau, coklat dan transparan, adapun hasil dari tehnik ini adalah sebagai berikut.


Gambar 4.4
Hasil dari body keramik di glasir  menggunakan tehnik cap dengan glasir warna hijau, coklat dan transparan.
Foto : I Wayan Sulastra
Tahun : 2013
Dari tehnik cap yang di lakukan dengan mengecap dan menumpuk-numpukan warna, ini menghasilkan warna yang cenderung dominan muncul adalah warna coklat, baik itu coklat agak muda dan coklat tua. Warna coklat yang agak muda disebabkan oleh dominannya tumpukan warna glasir transparan dan hijau, akan tetapi warna hijau disini cenderung kalah muncul oleh warna coklat dan transparan. Dalam tehnik ini ada sedikit kelemahannya, yakni bila tidak rata melakukan pengecapan pada body keramik, maka akan ada bagiang-bagian tertentu pada body keramik yang lapisan glasirnya tipis bahkan tidak terkena glasir samasekali.
Melihat dari tekstur yang di timbulkan berupa bercak-bercak dari tekstur spon yang di pakai saat memberi warna glasir. Tehnik ini bisa di terapkan baik pada benda seni maupun fungsi, khusus untuk penerapan pada benda fungsi, dalam memeberikan warna galsir, harus agak sedikit tebal dan rata, agar glasir nantinya setelah di bakar tidak ketipisan atau pun ketebalan.
 
1.       Tehnik Menghusap
Dalam tehnik ini, glasir dengan warna coklat, hijau dan tranpasran dituwangkan dalam body keramik dan di husapkan untuk meratakan glasir ke seluruh body keramik, ada pun hasil dari tehnik ini adalah.



Gambar 4.5
Hasil dari body keramik di glasir tehnik husap dengan glasir  warna hijau, coklat dan transparan.
Foto : I Wayan Sulastra
Tahun : 2013
Pada hasil tehnik husap ini, cenderung warna glasir yang kuat lebih dominan menonjol dan menutupi warna glasir yang lain. Disini warna glasir yang kuat tersebut adalah warna coklat, dengan tidak rata sehingga hanya tebal di beberapa tempat saja. Tekstur pada tehnik ini cenderung berupa garis-garis lurus, yang di timbulkan dari husapan spon saat meratakan glasir ke seluruh body keramik.

1.      Tehnik Menggoyang
Tehnik menggoyang ini, dilakukan dengan menuangkan warna glasir ke body keramik dan body keramik di goyangkan agar warna glasir menutupi seluruh body keramik. Adapun hasil dari tehni ini adalah sebagai berikut.


 
Gamabar 4.6
Hasil dari  pengglasiran body keramik tehnik menggoyang dengan glasir warna hijau, coklat dan transparan,
Foto : I Wayan Sulastra
Tahun : 2013

Pada tehnik ini tumpukan antara dua warna menghasilam suatu warna yang baru dan unik, hasil dari menggoyang glasir memberikan efek dan pola yang tak bisa ditiru kembali.  Bila melihat dari hasil yang didapatkan, rasanya tehnik ini sangatlah cocok diterapkan pada kaya seni, bilamana menginginkan suatu finishing warna yang terkesan unik dengan goretan-goretan yang natural.



BAB V
PENUTUP
1.1  Kesimpulan
Dari hasil esksperimen diatsa dapat dikatakan bahwa setiap campuran diatas memiliki keunikan serta kekurangan masing-masing, semua itu tergantung bagaimana cara memanfaatkan campuran- campuran tersebut dalm sebuah karya.
Hasil dari eksperimen diatas jika bisa memanfaatkannya dengan baik dan tepat bisa di jadikan sebagai suatu cara dalam memberiakan warna pada keramik, yang tentunya perlu juga dilakukan suatu eksperimen yang lebih lanjut dalam mencapai hasil yang semanksimal mungkin.
1.2  Saran
Dalam eksperimen ini perlunya dilakukan suatu kelanjutan dengan campuran dan bahan lain untuk mendapatkan suatu campuran dan tehnik yang tepat diterapkan dalam pewarnaan keramik. Serta perlunya suatu penunjang dalam melakukan eksperimen agar mendapatkan suatu hasil yang masimal.



Daftar Pustaka
Agus M. Utomo, 2010, “Pengetahuan Teknologi Bahan Keramik”, Penerbit Udayana
                        University Press Bekerjasama ISI Denpasar Fakultas Seni Rupa dan Desain,
 Denpasar.
http://www.studiokeramik.org/2011/04/jenis-jenis-glasir.html