BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Campuran Skip Tanah Dan Oksida
Dalam eksperimen yang menggunakan
body keramik setengah kering, setelah di hias atau di finishing, di taruh
hingga kering dan setelah kering langsung bisa di bakar. Berikut adalah hasil
dari campuran skip tanah dan oksida kopper, dengan campuran 150 gr skip tanah
dan 50 gr oksida copper.
Gambar 2.1
Hasih dari campuran skip tanah dengan oksida copper.
Foto : I Wayan Sulastra
Tahun : 2013
Setelah
mengalami pembakaran dengan suhu 1200 oC efek yang di timbulkan seperti
lelehan-lelehan besi yang dilebur dan mengeras, dari segi warna yang di
hasilkan agak hitam ke abu-abauan terlihat mengkilat bila terkena cahaya.
Peneybab dari efek ini adalah dari kandungan oksida copper, yakni berupa
kandungan bahan logam tembanga.
Melihat dari hasil campuran skip
tanah dan oksida copper ini, hanya cocok diterapkan pada benda seni. Hal ini di
sebabkan karena finishing ini mengandung bahan logam yang bisa berbahaya bagi
kesehatan tubuh jika di gunakan sebahgai benda pakai, serata hasil dari
pembakaran ini pun agak bertekstur kasar.
4.2 Campuran Skip Tanah Dengan
Glasir
Pada campuran ini menggunakan glasir
warna hijau, dengan campuran 200 gr skip tanah dan 200 gr glasir warna hijau,
yang di terapkan pada body keramik setengah kering dan yang sudah kering.
Setelah mengalami pembakaran, hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut.
Gambar 4.2
Body kering dengan finishing campuran skip tanah dan
glasir.
Foto : I Wayan Sulastra
Tahun : 2013
Gambar 4.3
Hasil dari body setengah kering dengan finishing
campuran skip tanah dan glasir.
Foto : I Wayan Sulastra
Tahun : 2013
Hasil
dari campuran ini yang diterapkan pada body keramik setengah kering dan yang
kering, bisa dikatakan sama. Hal tersebut bisa dilihat dari segi warna dan
tekstur yang di hasilkan. Melihat dari warna yang dihasilkan, yakni agak hijau
kecoklatan yang masih memunculkan warna tanah body dari keramik serta mengarah
ke warna dop, yang tidak mengkilat.
Peda kedua body keramik ini, tekstur
yang di hasilakan agak kasar, tidak halus seperti glasir pada umumnya. Penyebab
tekstur ini adalah dari campuran skip tanah, yang didalamnya terkandung
butiran-buturan tanah yang halus.
Hasil
dari eksperimen ini, tepatnya hanya bagus digunakan sebagai finishing warna
pada suatu karya seni, hal ini dikarenakan bila campuran ini di gunakan sebagai
benda pakai agar kurang bagus, terutama di sebabkan oleh teksturnya yang agak
kasar.
4.3 Campuran Gasir
Pada
campuran ini, lebih menekankan pada tehnik-tehnik yang aka di terapkan. Adapun
tehnik-tehnik tersebut adalah.
1.
Tehnik
Cap
Tehnik ini
dilakukan dengan cara, menuangkan glasir pada spon dan langsung di cap-capkan
pada body keramik yang sudah di bakar biskuit. Dalam penerapannya warna glasir
yang di gunakan adalah warna hijau, coklat dan transparan, adapun hasil dari
tehnik ini adalah sebagai berikut.
Gambar 4.4
Hasil dari body keramik di glasir menggunakan tehnik cap dengan glasir warna
hijau, coklat dan transparan.
Foto : I Wayan Sulastra
Tahun : 2013
Dari tehnik cap yang di lakukan dengan
mengecap dan menumpuk-numpukan warna, ini menghasilkan warna yang cenderung
dominan muncul adalah warna coklat, baik itu coklat agak muda dan coklat tua. Warna
coklat yang agak muda disebabkan oleh dominannya tumpukan warna glasir
transparan dan hijau, akan tetapi warna hijau disini cenderung kalah muncul
oleh warna coklat dan transparan. Dalam tehnik ini ada sedikit kelemahannya,
yakni bila tidak rata melakukan pengecapan pada body keramik, maka akan ada
bagiang-bagian tertentu pada body keramik yang lapisan glasirnya tipis bahkan tidak
terkena glasir samasekali.
Melihat dari tekstur yang di timbulkan
berupa bercak-bercak dari tekstur spon yang di pakai saat memberi warna glasir.
Tehnik ini bisa di terapkan baik pada benda seni maupun fungsi, khusus untuk
penerapan pada benda fungsi, dalam memeberikan warna galsir, harus agak sedikit
tebal dan rata, agar glasir nantinya setelah di bakar tidak ketipisan atau pun
ketebalan.
1.
Tehnik Menghusap
Dalam tehnik ini, glasir dengan warna
coklat, hijau dan tranpasran dituwangkan dalam body keramik dan di husapkan
untuk meratakan glasir ke seluruh body keramik, ada pun hasil dari tehnik ini
adalah.
Gambar 4.5
Hasil dari body keramik di glasir tehnik husap
dengan glasir warna hijau, coklat dan
transparan.
Foto : I Wayan Sulastra
Tahun : 2013
Pada hasil tehnik husap ini, cenderung
warna glasir yang kuat lebih dominan menonjol dan menutupi warna glasir yang
lain. Disini warna glasir yang kuat tersebut adalah warna coklat, dengan tidak
rata sehingga hanya tebal di beberapa tempat saja. Tekstur pada tehnik ini
cenderung berupa garis-garis lurus, yang di timbulkan dari husapan spon saat
meratakan glasir ke seluruh body keramik.
1.
Tehnik
Menggoyang
Tehnik menggoyang ini, dilakukan dengan
menuangkan warna glasir ke body keramik dan body keramik di goyangkan agar
warna glasir menutupi seluruh body keramik. Adapun hasil dari tehni ini adalah
sebagai berikut.
Gamabar 4.6
Hasil dari pengglasiran
body keramik tehnik menggoyang dengan glasir warna hijau, coklat dan
transparan,
Foto : I Wayan Sulastra
Tahun : 2013
Pada tehnik ini tumpukan antara dua
warna menghasilam suatu warna yang baru dan unik, hasil dari menggoyang glasir
memberikan efek dan pola yang tak bisa ditiru kembali. Bila melihat dari hasil yang didapatkan,
rasanya tehnik ini sangatlah cocok diterapkan pada kaya seni, bilamana
menginginkan suatu finishing warna yang terkesan unik dengan goretan-goretan
yang natural.
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari hasil esksperimen diatsa dapat dikatakan bahwa setiap
campuran diatas memiliki keunikan serta kekurangan masing-masing, semua itu
tergantung bagaimana cara memanfaatkan campuran- campuran tersebut dalm sebuah
karya.
Hasil dari eksperimen diatas jika bisa
memanfaatkannya dengan baik dan tepat bisa di jadikan sebagai suatu cara dalam
memberiakan warna pada keramik, yang tentunya perlu juga dilakukan suatu
eksperimen yang lebih lanjut dalam mencapai hasil yang semanksimal mungkin.
1.2 Saran
Dalam
eksperimen ini perlunya dilakukan suatu kelanjutan dengan campuran dan bahan
lain untuk mendapatkan suatu campuran dan tehnik yang tepat diterapkan dalam
pewarnaan keramik. Serta perlunya suatu penunjang dalam melakukan eksperimen
agar mendapatkan suatu hasil yang masimal.
Daftar Pustaka
Agus M. Utomo, 2010, “Pengetahuan Teknologi Bahan Keramik”,
Penerbit Udayana
University Press
Bekerjasama ISI Denpasar Fakultas Seni Rupa dan Desain,
Denpasar.
http://www.studiokeramik.org/2011/04/jenis-jenis-glasir.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar