BAB I
PANDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keramik adalah segala macam bentuk
benda yang dibuat dari tanah liat atau lempung dan di bakar, serat mengeras
oleh api, sering juga keramik disebut sebagai barang pecah belah. Dalam
pembuatan benda keramik, secara umum ada beberapa proses yang harus di lakukan
yakni meliputi:
·
Proses pembentukan, dalam proses ini ada
beberapa tehnik yang bisa dipakai yakni tehnik sleb, coil, pincing dan tehnik
putar denga menggunakan alat yang disebut dengan elektrik will, dimana dalam
prose ini lebih mengarah pada pembentukan boddy pada keramik.
·
Proses dekorasi, pada proses ini ada dua
tehnik yang dapat di terapkan yakni tehnik temple dan toreh. Dimana dalam
proses dekorasi ini bertujuan untuk menghias dan memperindah boddy pada
keramik.
·
Proses pembakaran, dimana dalam proses
ini ada dua jenis pembekaran yang dilakukan yaitu, pembekaran biscuit dan
pembekaran glasir. Pembekaran ini bertujuan memperkuata boddy pada keramik.
·
Proses pengglasiran, proses ini
bertujuan untuk melapisi boddy keramik dengan glasir, tidak hanya untuk
memberikan warna pada boddy akan tetapi juga membuat boddy keramik kedap akan
air. Dalam proses secara umum ada tiga tehnik yang dapat diterapakan yakni,
tehnik celub, dikuas dan semprot.
Melihata
dari penggambaran secara singkat dalam proses pembuatan keramik ini, timbul
keinginan untuk mengembangkan tehnik-tehnik
dekorasi dalam proses pembuatan keramik dengan memanfaatkan glasir sebagai
medianya. Pemanfaatan glasir sebagai teknik dekorasi mempunyai beberapa
keuntungan, yaitu menghiasi permukaan keramik, menambah nilai estetikanya,
untuk menutupi cacat produk, membuat permukaan keramik lebih mudah dibersihkan,
membuat badan keramik tidak mudah ditembus, melindungi dekorasi underglaze, mencegah masuknya embun
ke badan keramik yang dapat menyebabkan kerusakan, melindungi badan keramik
dari kerusakan secara mekanis, misalnya pada dinnerware yaitu penggarukan oleh makanan, asam cuka dari
makanan serta dari kondisi lingkungan, meningkatkan kekuatan keramik, memberikan
penampilan kilap (gloosy)
sehingga memperindah penampilan keramik tersebut.
Sebagitu
bermanfaat dan bergunanya glasir sebagai pelapis body keramik, dan dengan melakukan
eksperimen ini, diharapkan dapat menambah fungsi glasir untuk keramik, serta
bisa mengembangkan dan bahkan bisa menmukan tehnik baru dalam menlakukan proses
pengglasiran.
1.2
Tujuan Dan Sasaran Eksperimen
Ada pun tujuan dan sasaran yang
ingin di capai penulis dalam melekukan eksperimen bahan ini adalah:
Tujuan
Dalam melakukan eksperimen bahan ini
bertujuan untuk, mengembengakan tehnik dalam mendokerasi keramik dangan
menggunakan glasir. Serta menemukan atau membuata tehnik baru dalam proses pengglasiran.
Sasaran Eksperimen
Apapun hasil dari eksperimen ini,
diharankan dapat menjadi pedoman bahkan bisa diterapkan baik bagi mahasiswa
atau pun pengeraijin keramik didalam melakukan produksi keramik, khususnya pada
proses pengglasiran.
1.3
Manfaat Hasil Eksperimen
Adapun manfaat dari hasil eksperimin
ini adalah berupa pengetahuan serta pengalaman bagaimana cara untuk
memanfaatkan glasir dalam penerapan dekorasi, dan hasil dari ekspermen ini jua
nantinya bisa sebagai acuan ataupun refrensi dalam pembuatan karya studio
bahkan bisa sebagai pendukung didalam pembuatan TA nantinya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Sifat Dan Jenis Bahan Glasir
Glasir merupakan lapisan gelas tipis
yang kontinyu melekat pada permukaan barang keramik, yang umumnya di buat dari
campuran bahan silica yang melebur pada pembakaran tertentu. Sifat fisik maupun
kimia dari glasir hampir sama dengan gelas yaitu keras, licin, awet, tidak
tembus air, tidak larut kecuali dalam asam florida ( basa kuat lainnya) dan
impremaeble terhadap gas maupun cairan. Seperti halnya gelas, glasir tidak
mempunyai ikatan molekul yang tegas, tetapi terdiri dari ikatan yang kompeks
dan sifatnya mirib dengan larutan “lewat dingin”. Glasir mempinyai tekstur
permukaan berwarna atau tidak berwarna, bisa juga transparan, translusen, matt
atau dof, yang sangat efektif digunakan sebagai unsur dekorasi. Glasir keramik
pada hakekatnya sama dengan gelas, yaitu keduanya dibuat dari bahan yang sama
dari pasir kwarsa atau silika. Prosesnya sama dengan pembekaran suhu tinggi (A.
Mulyadi Utomo, 2010:90). Glasir dalam susunan bahan-bahannya dapat digolongkan
menjadi tiga yaitu:
1. Golongan
oksida basa yaitu dari elemen oksida logam. Golongan ini merupakan bahan
pelebur, dalam oksidanya dinyatakan sebagai R2O dan RO.
R2O adalah
komponen alkali yang dapat diberikan dari jenis dan jumlah feldspar yang
ditambahkan.
RO adalah alkali tanah
yang kebanyakan dalam bentuk CaO atau yang disebut “lime glaze”. Disamping itu,
MgO, ZnO, ZrO, BaO dan lain-lain juga dapat digunakan untuk RO. Glasir yang
menggunakan MgO selain CaO disebut glasir talk dan glasir Kristal, seng atau
Bristol menggunakan ZnO.
2. Golongan
oksida amfoter adalah elemen yang dapat bereaksi sebagai logam atau metalloid
sebagai oksida yang netral. Golongana ini tergantung pada suasana, dalam bentuk
oksidanya dinyatakan sebagai R2O3. Contohnya: Al2O3,
Fe2O3, Sb2O3 dan Cr2O3 serta B2O3
yang terkadang dianggap oksida asam.
3. Golongan
asam adalah elemen oksida yang bukan logam bentuk oksida golongan asam
dinyatakan sebagai RO2 (A.Mulyadu Utomo, 2010:126).
Glasir,
jika melihat dari jenis-jenisnya dapat kembali dikelompokan menjadi lima,
yaitu,:
1.
Menurut
cara pembuatannya
·
Glasir Frit, adalah glasir yang sebelum
digunakan, dilakukan proses peleburan pada bahan dasarnya menjadi suatu massa
gelas yang tidak larut dalam air. Ini
dilakukan pada bahan-bahan glasir yang mudah larut seperti: sodium, potassium
dan borax.
·
Glasir
Non Frit/mentah glasir yang dibuat dari material keramik terolah atau tanah
tanpa melalui proses peleburan. Bahan-bahan untuk glasir jenis ini tidak larut
dalam air. Bahan-bahan glasir cukup digiling dan dicampur air lalu
diaplikasikan pada benda keramik.
·
Glasir Campuran adalah jenis glasir yang
dibuat dari bahan mentah dan bahan glasir yang sudah difrit.
2.
Menurut
temperatur pembakaran
·
Glasir Bakaran Rendah jenis glasir bakaran rendah pada umumnya dibakar
diantara cone 016 - cone 02 (7920 C - 11200 C), jenis glasir
ini akan menghasilkan glasir yang halus dan mengkilkap dengan ciri khas selalu
berwarna terang dan mengkilap.
Glasir bakaran rendah dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan bahan flux
yang dipergunakan , yaitu :
Flux glasir alkalin : Borax, Colemanite, dan Soda ash
Flux glasir timbal : Lead Carbonate/White lead dan Red lead
·
Glasir Bakaran Menengah glasir yang matang antara cone 02-6. Glasir jenis ini
mengandung fluks untuk bakaran rendah dan juga fluks untuk bakaran tinggi.
Secara umum glasir jenis ini memadukan sifat-sifat glasir bakaran rendah
(halus, glossy, cerah) dengan sifat-sifat glasir bakaran tinggi yang tahan
panas.
·
Glasir Bakaran Tinggi glasir yang matang pada suhu 1230-13700C (cone
6-14). Fluks yang digunakan antara lain kalsium karbonat yang mempunyai titik
lebur 8160C. Karena feldspar adalah bahan utama pada glasir bakaran
tinggi ini maka maka glasirnya disebut feldspathic glaze (glasir
feldspatik). Glasir jenis ini bersifat matt, halus (tetapi tidak menampakkan
sifat kilap seperti pada glasir bakaran rendah) ,sangat keras (tidak bisa
digores dengan logam), tahan terhadap asam.
3. Menurut bahan yang digunakan
·
Glasir Timbal (lead-glaze) adalah
glasir yang didalam komposisi bahannya masih menggunakan timbal. Glasir jenis ini tidak boleh digunakan untuk benda-benda
fungsi karena beracun.
·
Glasir Non Timbal (leadless-glaze)
adalah glasir yang didalam komposisi bahannya tidak
menggunakan timbal. Jika fluxing agent-nya (bahan pelebur) berupa
senyawa-senyawa alkali seperti Na dan K maka glasirnya disebut glasir alkali.
Pada suhu tinggi fluxing agent-nya berupa material feldspar maka
dinamakan glasir felspatik.
4. Menurut kondisi pembakaran
·
Oksidasi adalah glasir dibakar pada
kondisi pembakaran dimana oksigen (udara) yang dibutuhkan cukup terpenuhi.
·
Reduksi adalah glasir dibakar pada kondisi pembakaran dengan oksigen
(udara) terbatas.
5. Menurut sifat setelah pembakaran
·
Transparan adalah glasir yang dihasilkan
bening tembus cahaya sehingga warna badannya dapat terlihat.
·
Opaque/menutup adalah untuk menutup warna badan benda setelah baker biskuit
dipakai glasir penutup/tidak transparan. Bahan yang sering dipakai untuk
membuat glasir opaq yaitu SnO2, TiO2, ZrO2 dan CdO2 (http://www.studiokeramik.org/2011/04/jenis-jenis-glasir.html).
2.2
Bahan Mentah Glasir
Saat ini sudah banyak bahan mentah
siap pakai yang digunakana untuk membuat glasir yakni dalam keadaan kering
bentuk tepung/powder kering agar lebih mudah pengolahannya.Macam-macam bahan
yang dapat digunakan untuk membuat glasir, ialah:
Bahan
Glasir Mentah Beberapa bahan yang sering digunakan untuk membuat glasir,
diantaranya adalah:
- Silika (SiO2)
- Feldspar
- Whiting/Kapur/Calcium Carbonate (CaCO3)
- Kaolin/ChinaClay (Al2O3 .2SiO2 .2H2O)
- Zinc Oxide (ZnO)
- Rutile/Titanium oxide (TiO2)
Ada pula bahan glasir siap pakai, bahan glasir siap pakai merupakan bahan
glasir yang langsung dapat digunakan tanpa mencampur dengan bahan glasir
lainnya. Pada umumnya glasir tersebut berupa glasir transparan dan penutup
(opaq) dengan berbagai suhu bakar yang berbeda. Bahan glasir siap pakai
berbentuk bubuk (powder) dan cara mengolahnya dengan menambahkan air 40% - 60%
dari berat kering. Jenis bahan glasir siap pakai yang dipasarkan, antara lain:
Glasir TSG
- Glasir 107
- Glasir Stoneware
- Glasir opaq
- Glasir frit
Bahan
oksida pewarna.Oksida pewarna merupakan kombinasi (persenyawaan) suatu senyawa
oksigen dengan unsur lain. Di dalam keramik senyawa oksida logam digunakan
sebagai sumber pewarna, penggunaan oksida pewarna dalam glasir dapat berdiri
sendiri atau campuran dari beberapa oksida pewarna. Yang perlu diperhatikan
adalah persentase yang digunakan dalam suatu formula glasir. Beberapa oksida
pewarna glasir yang umum digunakan adalah:
- Cobalt Oxide Cobalt Carbonate untuk menghasikan warna biru
- Copper Oxide/Copper Carbonate untuk menghasikan warna hijau
- Chrom oxide untuk menghasikan warna hijau
- Iron Oxide untuk menghasikan warna coklat
- Manganes oksida, warna ungu.
- Manganese Carbonate untuk menghasikan warna ungu
Bahan pewarna/stain.
Pewarna
Stain/Pigmen merupakan bahan pewarna glasir atau tanah liat yang terbuat dari
bahan-bahan oksida logam melalui proses pembakaran sehingga dihasilkan warna
yang lebih stabil. Untuk menghasilkan glasir warna, bahan pewarna stain
dicampurkan ke dalam campuran glasir.
2.3
Pembagian Dari Jenis-Jenis Bahan
Dalam
melakukan eksperimen pengembangan tehnik
dekorasi dengan memanfaatka glasir sebagai media dekorasi ini, adapun
bahan-bahan yang digunakan untuk melasanakan eksperimen meliputi :
a) Copper
oxide (oksida tembaga),CuO adalah oksida pemberi warna hijau.
b) Skip
tanah merupakan lumpur dari tanah lempung yang biasa digunakan sebagai lem
dalam proses pendekorasian.
c) Glasir,
glasir yang digunakan berupa glasir yang sudah jadi dan siap pakai.
d) Body
keramik yang masih mentah dalam kaadaan setengah kering, dan body keramik yang
sudah kering.
e) Body
keramik dengan bakaran biskuit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar